Beranda | Artikel
Anak Lumpuh, Bagaimana Berbakti Kepada Orang Tuanya?
Minggu, 8 Agustus 2010

ANAK LUMPUH, BAGAIMANA BERBAKTI KEPADA ORANG TUANYA?

Pertanyaan
Bagaimana cara berbakti kepada orang tua, saat anak dalam keadaan sakit tak berdaya (lumpuh). Amal shaleh apa saja yang dapat dilakukan oleh orang yang lumpuh, makan saja disuapin?. Orang tua selalu menangis melihat keadaan anaknya. Mohon penjelasan.

Jawaban.
Semoga Allâh Azza wa Jalla memberikan kesembuhan dan kesabaran kepada Anda. Kami ikut prihatin dengan kondisi Anda. Percayalah, Allâh Azza wa Jalla tetap mengasihi dan menyayangi Anda. Rahmat dan kasih-Nya tidak pernah putus dari Anda. Oleh karena itu, jauhkan prasangka buruk kepada Allah Azza wa Jalla yang telah menakdirkan Anda mengalami musibah penyakit ini. Teguhkan hati untuk tetap bersabar dan menerima suratan takdir. Dan jangan lupa, berharaplah pahala melalui penyakit yang Anda derita. Sehingga meski dalam kondisi yang lemah karena penyakit, Anda tetap dapat menuai pahala dari-Nya.

Selanjutnya, tetaplah mensyukuri keadaan yang ada. Ini akan menjadi indikator tinggi kesabaran yang telah Anda capai. Sebab, masih banyak nikmat Allâh Azza wa Jalla yang tetap tercurahkan pada kita sekalian, kalau kita mau merenung lebih jauh.

Rasûlullâh sudah mencontohkan kepada kita sekalian untuk bersyukur (mengucapkan alhamdulillâh) dalam setiap kondisi, termasuk kondisi yang tidak menyenangkan atau sulit. Dalam situasi yang sulit tersebut, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,

            الْحَمْدُ  للهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

Segala puji bagi Allâh dalam setiap kondisi

Sebagai bahan renungan, melalui al-Qur`ân, Allâh Azza wa Jalla telah mengisahkan kepedihan Nabi Ayyûb Alaihissallm yang kehilangan keluarga dan mengidap penyakit yang menggerogoti  sekujur tubuhnya. Cemooh dan ejekan pun menghadap hidup beliau. Namun beliau tetap teguh dan sabar. Kemudian kesabaran beliau dalam menghadapai cobaan tersebut menuai pujian dari Allâh Azza wa Jalla . Allâh Azza wa Jalla berfirman:

 ۗاِنَّا وَجَدْنٰهُ صَابِرًا ۗنِعْمَ الْعَبْدُ ۗاِنَّهٗٓ اَوَّابٌ

Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyûb) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allâh) .[Shâd/38:44]

Nilai-nilai ketangguhan dalam menghadapi ujian fisik juga dapat kita gali dari seorang imam bernama Abu Qilâbah al-Jurmi rahimahullah, seorang ahli ibadah dan zuhud, murid Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhuma[1]. Dalam keadaan kehilangan dua tangan dan dua kakinya, pendengaran yang telah melemah dan penglihatan yang sudah kabur, bibir beliau tetap saja melantunkan dzikir, mengingat dan bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla. Doa yang beliau panjatkan, “Ya Allah, tunjukilah aku agar bisa memuji-Mu, sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas segala kenikmatan yang telah engkau anugerahkan kepadaku, dan Engkau sungguh telah melebihkan aku di atas kebanyakan makhluk yang Engkau ciptakan

Jadi, kerjakanlah kewajiban-kewajiban seorang Muslim dengan semampunya, utamanya shalat lima waktu. Sebab kewajiban ini tidak gugur selama hayat di kandung badan. Allâh Azza wa Jalla tidak membebani seorang hamba di luar kemampuannya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

فَاتَّقُوا اللّٰهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ 

Maka bertakwalah kepada Allâh menurut kesanggupanmu [at-Taghâbun/64:16]

Selain itu, kesempatan untuk beribadah juga –dalam kondisi yang sedang Anda alami – belum tertutup. Masih banyak amal shaleh yang dapat Anda kerjakan. Justru kondisi tersebut menjadi tantangan dan ujian tersendiri buat Anda, apakah masih selalu dekat dengan Allâh, Dzat yang menciptakan Anda dan alam semesta, atau sebaliknya,  membuat seseorang kian jauh dari Allah Azza wa Jalla Dzat Yang Maha Pengasih dari waktu ke waktu. Kenapa ini kami tekankan? Tiada lain karena kelalaian dan jauh dari Allah Azza wa Jalla terkadang dilakukan sebagian kaum Muslimin saat ditimpa takdir yang tidak mengenakkan, seperti enggan menjalankan shalat, menyalahkan takdir dan tidak menerima keadaan. Padahal di tangan-Nyalah, persoalan dan kesulitan akan berakhir.  Allâh Maha Kuasa atas segala sesuatu. Semoga Allah Azza wa Jalla berkenan memberi taufik kita sekalian untuk selalu berbuat baik.

Kembali kepada masalah yang Anda tanyakan, lakukan amal shaleh yang bisa Anda kerjakan. Pintu beramal shaleh yang memungkinkan Anda untuk melakukannya masih terbuka lebar; dzikir dengan segala macam jenisnya (membaca istighfar, takbir, tasbih…), membaca al-Qur`ân, berkata baik, bertaubat termasuk ibadah-ibadah yang dapat Anda kerjakan tanpa merepotkan orang lain (keluarga).

Termasuk juga birrul wâlidain (bakti kepada kedua orang tua), perkara ini juga dapat menjadi ladang pahala bagi Anda. Bagaimana caranya?. Anda jangan berpikir terlalu jauh, sebagaimana amal sholeh, kerjakan yang bisa Anda perbuat bagi orang tua. Pilihlah tutur kata yang lembut saat berbicara dengan mereka, doakan kebaikan bagi mereka berdua, tersenyumlah di hadapan mereka. Jauhi keluh-kesah dan permintaan yang merepotkan mereka. Kami yakin, kesabaran dan keteguhan hati Anda dalam menjalani ujian ini sudah sangat membahagiakan mereka. Semoga Allah Azza wa Jalla segera memberikan kesembuhan kepada Anda.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XIII/1431/2010M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1] Biografi beliau pernah dimuat dalam rubrik Syakhshiyyah Majalah As-Sunnah, Edisi 01, tahun XI.


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/2780-anak-lumpuh-bagaimana-berbakti-kepada-orang-tuanya.html